Halo. Apa kabar? Sehat? Langsung saja. Merujuk pada postingan saya yang bertajuk one man show, saya kali ini akan membahas tentang Sylvester Stallone. Siapa yang tak kenal Sylvester Stallone? Apakah termasuk Anda? Berarti anda patut dipertanyakan eksistensinya di muka bumi ini. Kita langsung saja geber.
Dari film Rocky yang dibintanginya ia dinominasikan meraih
Academi Award sebagai aktor terbaik. Film tersebut memenangkan tiga Oscar untuk
film terbaik, sutradara terbaik dan skenario film terbaik. Pemuda keturunan Italia ini menjadi ikon kejantanan dalam film action Holywood. Ia menjadi aktor
pencetak box office terbesar didunia sepanjang tahun 1970 sampai 1990. Serial
Rocky (Rocky 1-5) dan Rambo (1-4) meraih hampir US$1 miliar, dan menjadikan
Stallone seorang bintang film internasional termahal. Gila juga ya franchise Rambo ini.
Sylvester Gardenzio Stallone adalah aktor, sutradara,
dan penulis naskah film Amerika Serikat. Ia mempunyai nama panggilan
"Sly". Ia termasuk salah satu legenda besar yang sukses dalam film
aksi laga, peran-perannya antara lain dalam serial Rocky dan Rambo yang
termahsyur itu. Film “Rambo” yang diproduksi hingga 4 episode, diawali dengan
Rambo1: “First Blood” (1982), “First Blood II” (1985), Rambo III (1988), dan
sekuel ke 4 tahun 2008. Beberapa film di tersebut menggambarkan perjalanan
kembali ke Vietnam dari sebuah tim mantan veteran, atau dari seorang veteran
pahlawan super seperti Rambo, untuk menyelamatkan sekelompok
tentara Amerika yang “hilang dalam tugas” (“missing in action”) yang
masih dipenjara oleh tentara Vietnam dan para sekutu Soviet mereka yang jahat. Tema yang klasik dan klise memang. Namun buktinya dapat meraup keuntungan secara komersial dan menjadikan Rambo sebagai ikon dunia. Tentang bagaimana pahlawan seorang diri mampu melumpuhkan satu kompi atau bahkan satu peleton atau bahkan lebih itu cerita lain lagi.
Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum
Stiker - stiker
diatas merupakan stiker dari Sylvester Stallone yang berhasil kami preservasi
dengan baik di Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum. Sekarang yang menjadi
pertanyaan adalah mengapa pada postingan kali ini saya mengangkat tentang oom
rambo. Simpel. Franchise film-film yang
disung oleh Rambo adalah untuk menegakkan kehormatan Amerika, sebagai kampanye
pencitraan untuk membangkitkan kembali patriotisme AS yang rontok dalam perang
Vietnam. Pesan yang dikirim melalui film layar lebar itu puluhan tahun yang
lalu berhasil memperbaiki rusaknya jati diri bangsa Amerika di mata dunia. Diharapkan kita pemuda Indonesia juga berlaku serupa, seperti Rambo.
Itulah mengapa pedagang stiker zaman baheula mencetak stiker-stiker Sylvester Stallone ini. Entah yang berkalung granat, atau memegang bazooka dan pose-pose keren lainnya. Sebagai teladan. Sebagai patriot. Menarik sekali karena pada saat bersamaan juga muncul stiker-stiker Chuck Norris dengan Delta Action-nya (lihat disini) dan Arnold Schwarzenegger dengan Terminator-nya (orang ini akan saya bahas pada kesempatan mendatang).
Muhammad Haripin menulis: "Dalam film yang dibintangi oleh Sylvester Stallone
tersebut, karakter utama Rambo pembela AS secara total memorak-porandakan
tentara Vietnam Utara yang bersembunyi di hutan. Plot cerita serupa kemudian
tampil dalam Rambo IV. Si Rambo yang ‘heroik’ berhadapan dengan junta militer
Myanmar sebagai ‘penjahat.’ Selain Rambo, Hollywood memproduksi banyak karakter
sinema lain yang menjadi ikon kultural berupa jagoan, superhero, dan pasukan elit.
Musuh-musuh yang ‘dihabisi’ oleh Hollywood, di antaranya adalah Komunis (Uni
Soviet, Republic Rakyat Cina, dan negara-negara Amerika Latin), Arab dan Timur
Tengah – termasuk gerilyawan sokongan komunis, serta Asia (Vietnam dan Korea
Utara).
Dalam pergelaran drama ‘baik’
versus ‘jahat’ ini, AS menjalankan strategi penistaan terhadap musuh. Komunis
dan Arab, misalnya, dicitrakan sebagai bangsa yang dekaden, otoriter, represif,
tertutup, dan brutal. Apakah ‘musuh’ memang benar seperti itu dalam realitas
keseharian tidaklah menjadi urusan. Hal yang penting adalah penonton menerima
pesan pencitraan (image) bahwa representasi serta identifikasi atas
citra ‘musuh’ memang demikian adanya. AS, sebaliknya, mencitrakan diri sebagai
pihak yang berbeda 180 derajat dari musuh: maju, demokratis, terbuka, plural,
dan bebas. Pencitraan ini kemudian menarik simpati penonton. Benak penonton
sebagai konsumen tanda dipenuhi oleh imaji tentang kehancuran ‘musuh’ dan
kekaguman atas demokrasi liberal".
Terserah apapun itu yang penting
patriotisme Amerika ini semoga menular pada generasi ini agar dapat menyuarakan
keadilan, berjuang membela yang benar, membasmi kejahatan. Walaupun saya
pribadi agak sedikit skeptis untuk itu. Sebagai penggemar stiker jadul saya
hanya bisa mengagumi betapa ikoniknya stiker-stiker diatas. Wassalam.
Sumber: http://securitystudiesupdate.wordpress.com/2009/09/30/page/2/
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete