Siapa yang tak kenal
karakter yang satu ini? Berjubahkan hijau seperti kulit ular, memakai tongkat
penuntun dan juga ditemani primata temannya. Siapakah dia? Yes, dialah
Si Buta dari Gua Hantu. Karakter yang paling sering ditiru selain bang Haji
Rhoma Irama. Si Buta Dari Gua Hantu adalah karakter utama dalam serial silat yang
diciptakan oleh Ganes TH pada tahun 1960-an.
Pada zamannya, karakter Si Buta telah dikenal pembaca dari berbagai pulau di Indonesia
karena petualangan Komik ini menceritakan kisah hidup tragis Barda Mandrawata, seorang pendekar
dari perguruan Elang Putih yang
hancur hidupnya setelah tunangannya, Marni Dewianti, ayahnya, Paksi Sakti
Indrawatara, dan saudara-saudara seperguruannya tewas di tangan seorang
pendekar kejam misterius namun buta yang dijuluki "Si Mata Malaikat".
Balas dendam Barda pada "Si Mata Malaikat" harus dibayar dengan
kehilangan indera penglihatannya, walaupun kemudian dia secara tak sengaja
menemukan sebuah gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu ajian
langka dalam gua tersebut.
Setelah muncul dari pengasingannya dalam gua angker
tersebut, Barda dihadapkan dengan kenyataan yang lebih pahit, kekasihnya, Marni
ternyata masih hidup, namun sudah menjadi istri seseorang. Merasa sangat sedih
dan marah pada kenyataan, Barda yang buta kemudian mengasingkan dirinya dan
berkelana, sehingga kemudian dikenal dengan julukannya, "Si Buta Dari Gua Hantu". Bersama
teman monyetnya yang setia, Wanara, "Si Buta" Barda Mandrawata
berkelana membasmi kebatilan dan kejahatan serta membantu orang-orang yang
lemah dan tertindas di seluruh penjuru Nusantara, sekaligus mencari kedamaian
dalam hatinya.
Setelah episode pertama berjudul Si Buta dari Gua
Hantu, muncul berbagai petualangan singkat Si Buta di Pulau Jawa, antara lain
lewat episode Borobudur dan Mawar Berbisa. Lalu, ia terus
mengembara ke bagian timur Nusantara, menyeberang ke Bali dalam Banjir Darah di Pantai Sanur dan
Nusa Tenggara Barat dalam kisah Reo
Manusia Srigala yang mengambil latar di Sumbawa. Disambung perjalanan
melintasi lautan menuju Sulawesi dalam Prahara
di Donggala, Perjalanan ke
Neraka dan Kabut Tinombala.
Selanjutnya, ia kembali menyeberangi laut menuju Nusa Tenggara Timur, tepatnya
Pulau Flores, dalam Tragedi Larantuka.
Yang ingin diangkat disini adalah, kisah kepahlawanan Si Buta dari Gua Hantu yang sangat gemilang. Setelah mengalahkan Si Mata Malaikat dan mendapati
kekasihnya telahbersama pria lain, ia meneguhkan dirinya sebagai pendekar yang
berkelana untuk mengabdi pada kebenaran. Agak sedikit beda konsepnya dengan
ronin di Jepang yang biasa disebut dengan masterless samurai. Namun
terdapat kesamaan dimana mereka bergerak sendiri, tidak terikat terhadap
siapapun. Berani berjuang membela kebenaran, membasmi kejahatan. Demi
kemanusiaan. Uniknya bagi kita pecinta komik asal Indonesia, satu nilai tambah
adalah dimana sang penulis Ganes TH mencoba mengajak kita berkeliling Nusantara
dengan latar belakang cerita yang selalu berbeda-beda. Lumayan sebagai sebuah
selingan geografi bukan?
Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1Stickers Museum
Berikut adalah list cerita Si Buta dari Gua hantu:
Si Buta dari
Gua Hantu (1967)
Misteri di
Borobudur (1967)
Banjir Darah
di Pantai Sanur (1968)
Manusia
Serigala dari Gunung Tambora (1969)
Prahara di
Bukit Tandus (1969)
Badai Teluk
Bone (1972)
Sorga yang
Hilang (1974)
Prahara di
Donggala (1975)
Perjalanan
ke Neraka (1976)
Si Buta
Kontra si Buta (1978)
Kabut
Tinombala (1978)
Tragedi
Larantuka (1979)
Pengantin
Kelana (1981)
Misteri Air
Mata Duyung (1984)
Neraka Perut
Bumi (1986)
Bangkitnya
Si Mata Malaikat (1987)
Pamungkas
Asmara (1987)
Iblis Pulau
Rakata (1988)
Manusia
Kelelawar dari Karang hantu (1988)
Mawar
Berbisa (1989)
No comments:
Post a Comment