Friday, 17 June 2016

Virtual Tour: Ace House Collective Yogyakarta



Mulai Juni 2016, blog museum mengembangkan sayapnya dari sekedar preview dan review pameran, wawancara artis menuju tur virtual. Apakah tur virtual itu? Tur virtual adalah tur yang diinisiasi oleh kami kepada para mcan agar mengenal lebih dekat pergerakan seni yang digawangi oleh individu/kelompok/komunitas/ruang/grup di Indonesia yang bermaain di wilayah seni. Tur virtual ini memfokuskan diri pada seni yang digerakkan oleh kaum muda atau youth generation. Mengingat sifatnya yang virtual, tur ini berusaha untuk mendekatkan mereka yang jauh atau belum memiliki kesempatan mengunjungi secara langsung terhadap individu/kelompok/komunitas/ruang/grup yang dimaksud. 
Baiklah, sebagai pembuka kami sudah menyuguhkan macan sebuah artikel mengenai sebuah kelompok asal Yogyakarta yaitu Ace House Collective. Berikut petikan cerita pendek dari salah satu punggawa Ace House Collective yaitu Gintani Swastika yang berhasil kami wawancarai via surat elektronik.

Siapakah Ace House Collective? Bagaimana sejarahnya?
Ace House Collective adalah kolektif yang diinisiasi oleh seniman muda yang tinggal dan berkarya di Yogyakarta, kami tertarik dengan isu isu budaya pop & urban serta kemungkinannya yang diolah dalam bentuk karya seni rupa. Ace House Collective resmi ada sejak tahun 2011, tetapi sebelumnya antar personal Ace House sudah sering bikin project bareng-bareng, karena kebanyakan kami teman satu angkatan di kampus ISI dan teman nongkrong. Sekarang Ace House Collective  mengelola ruang fisik bernama Ace House sejak tahun 2014. Ruang fisik ini adalah bentuk project bagi kami dimana dalam project ini didalamnya ada program rutin seperti  Friday I’m In Talk, Back to the Future, Three Musketeers Project, group/solo/invitation exhibition. Selain itu Ace House Collective juga menginisiasi sebuah ruang yang dijadikan sebagai laboratorium pameran tunggal yang sifatnya lebih cair bernama JUDI Art Space yang bekerjasama dengan Juara Dunia store.
 
 
  
Siapa saja yang terlibat didalamnya?
Anggota Ace House Collective aktif saat ini ada 10 orang (Tatang, Gintani Swastika, Rudi Atjeh, Hahan, Iyok, Indun, Sulung, Hendra Hehe, Uma Gumma, Moki).
Tetapi di setiap project Ace House sering dibantu oleh teman teman yang kami anggap seperti keluarga ada Ayas, Elsa, Anom, Ere, Giana, Dinda, Eky, Andhika, Oik Wasfuk, Dede, Cecep, Putud, Aria, Samid, Mali, Meiffi, dan masih banyak lagi.
 
 

Apa saja kegiatan Ace House Collective?
Selain mengelola ruang Ace House, kami membuat project seni rupa baik untuk kebutuhan undangan pameran maupun inisiasi sendiri. Misalnya pada waktu kami diundang sebagai salah satu partisipan Jakarta Biennale 2013 kami membuat project Realis Tekno Museum, lalu tahun 2015 masih sebagai partisipan Jogja Biennale kami membuat project Komisi Nasional Pemurnian Seni. Untuk project yang kami inisiasi sendiri, di tahun 2015 kami membuat Ace Mart, Grosir Seni. Lalu pernah juga kolaborasi dengan Shaggy Dog untuk membuat pameran fans art bertajuk Special Buat Kamu.
 
 

Apa harapan Ace House Collective kedepannya yang ingin dilakukan?
Harapan kedepannya masih bisa terus berkarya dengan melibatkan sebanyak mungkin publik dari latar belakang yang berbeda. Semoga Ace House Collective bisa ikut memberi cerita pada ranah seni rupa Indonesia, Yogyakarta khususnya.






Terima kasih kepada Gintani Swastika yang sudah meluangkan waktu untuk diwawancarai. Sebagai salah satu unit seni yang diperhitungkan di Yogyakarta saat ini, Ace House merupakan tempat muda mudi seni rupa (dan seni lainnya) berkumpul dengan acara-acaranya yang smart dan tak biasa. Contoh saja Ace Mart Grosir Seni yang berlangsung pertengahan tahun ini. Jikalau macan punya waktu luang, segeralah mampir langsung dan rasakan atmosfirnya.

Foto: Arsip pribadi Ace House Collective

No comments:

Post a Comment