Saturday, 15 March 2014

Stiker Rokok

Rokok. Ah, akhirnya saya bahas juga kajian tentang ini. Sebagai perokok, wajar saya menaruh perhatian yang besar pada psotingan kali ini. Tema kali ini adalah stiker rokok. yang akan saya bahas bukan saja tentang stiker itu sendiri, tapi seperti biasanya yaitu juga mengenai fenomena urban dibaliknya.
 
Rokok merupakan produk konsumsi yang menjadi salah satu bagian gaya hidup masyarakat Indonesia. Terlebih Indonesia juga memiliki budaya merokok kretek. Namun ada fenomena urban yang saya temui pada kalangan perokok Indonesia. Bisa saya pastikan para pecandu rokok di Indonesia lebih mementingkan isinya daripada kemasannya. Tak sempat terpikirkan, sebenarnya stiker iklan rokok merupakan salah satu karya desain komunikasi visual. Di dalamnya mewakili nilai-nilai kreativitas dan terkandung berbagai unsur estetika, seperti: komposisi, warna, tipografi, ilustrasi, dan lainnya. Ah, nilai-nilai luhur seperti ini jarang menjadi peratian masyarakat kita, ambillah contoh bungkus  rokok,  seperti kotak korek api dan lain-lain. Sunguh miris rasanya. Seperti apa? Mari kita tengok bersama. 

Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum


Perkembangan industri rokok kretek itu sendiri juga tidak bisa dilepaskan dengan stiker iklan rokok yang melekat pada masing-masing kemasan bungkus rokok yang diproduksi oleh suatu industri rokok. Stiker iklan rokok selain berfungsi sebagai jati diri sebuah industri rokok, juga menjadi alat promosi untuk menarik perhatian pembeli. Dengan demikian stiker iklan rokok juga menjadi instrumen pemasaran karena stiker iklan rokok merupakan alat komunikasi pertama yang menjembatani antara produsen dan konsumen.

Stiker iklan rokok selain sebagai sebuah karya seni rupa juga mengandung sebuah konsep komunikasi. Apakah konsep komunikasi yang ada pada stiker iklan rokok benar-benar berfungsi efektif dan berperan dalam mengubah perilaku seseorang dalam mengonsumsi rokok? Hanya mereka para perokok yang bisa menjawabnya.

Salah satu yang nyantol di kepala saya adalah merk Sampoerna A Mild dimana ia menggebrak periklanan Indonesia dengan tema How Low You Can Go?. Tema “How Low Can You Go” merupakan introduction theme, karena saat itu rokok mild merupakan kategori produk yang baru bagi pasar Indonesia. Tema tersebut ingin menyampaikan adalah bahwa A Mild memiliki kandungan tar dan nikotin yang paling rendah dibanding brand lain bagi pasar Indonesia. 

Kemudian A Mild menggunakan tema “Others Can Only Follow”, yang secara implisit ingin menyampaikan bahwa brand rokok mild yang lain hanya bisa ikut-ikutan A Mild dan bukanlah rokok mild yang orisinil. Iklan ini ingin mengatakan bahwa A Mild tidak bisa dibantah adalah rokok mild yang pertama, sekaligus dengan market share dan mind share terbesar.Sehingga yang lain hanya bisa ikut-ikutan bermain di ranah "mild" saja. Dengan provokasi demikian Sampoerna berhasil merebut perhataian masyarakat Indonesia dan juga saya untuk menentukan pilihan terhadap pabrikan asal Surabaya tersebut. Contoh diatas merupaka sebuah jawaban simpel atas pertanyaan diatas bahwa iklan rokok sangat berperan penting didalam menanamkan kecintaan kita terhadap brand terkait. Betapa dahsyatnya! Maaf saya tidak bermaksud mendewakan parikan Sampoerna, tapi inilah contoh konkrit yang saya dapat. semoga Anda penganut aliran pabrikan asal Kudus dan Kediri tidak merasa tersinggung karenanya.

Juga contoh diatas merupakan bukti bahwa masifnya iklan rokok yang disampaikan kepada masyarakat melalui media apa saja dimana stiker termasuk salah satunya, sebagai garda terdepan promosi. Dimana ia bisa menyusup di pos ronda, warung kelontong, wc umum, dan tempat-temat komunal lainnya. Dimana mereka kaum perokok berkumpul sembari menghisap tembakau. Entah apapaun merknya niscaya pilihan tetap mereka merupakan sebuah keputusan yang diambil sewaktu pertama kali melihat iklan rokok di televisi, mendengarnya lewat radio dan lain-lain. Stiker iklan rokok tentu berjasa disini, dimana ia menjadi media terkecil kampanye merokok di kalangan masyarakat terlebih masyarakat menengah ke bawah. Mari kita tengok stiker-stiker saya dibawah ini.


 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Dimana stiker diatas tentulah ditempel di warung kelontong terdekat agar mampu menarik perhatain para perokok akan harganya yang murah, tipografi emas kian menambah perhatian, belum lagi pemilihan komposisi warna stiker dan logo itu sendiri. Ah, masih banyak yang bisa dikaji dari seni komunikasi visual benda ini. Namun saya belum memilki kredibilitas untuk membahasnya, saya mengharapkan adanya feedback terhadap postingan ini, berupa pendapat mengenai seni komunikasi visual stiker iklan rokok. Sekian. Salam tembakau!

No comments:

Post a Comment