Pertengahan Agustus kemarin, kami diundang oleh
sebuah majalah youth culture
independen asal Yogyakarta. Unit kesenian tulis menulis ini menamai diri mereka
Blurg! Project. Sejak Mei kami terus berkorespondensi antar Yogyakarta dan
Denpasar. Komunikasi yang intens dengan
diwakili oleh Doni serta Kaka akhirnya berhasil mendatangkan kami ke kota
tempat kami mulai merintis yaitu Yogyakarta.
Pameran yang mengambil tajuk PENGIMPLEMENTASIAN
SIKAP MERUNDUK DALAM SEBUAH RUANG PAMER STICKER PADA BASEMENT MILIK TEMEN SENDIRI”
ini dipersiapkan sepenuhnya oleh Blurg! Project. Kami hanya mengurus
keberangkatan ke Kota Gudeg dan keperluan tim display saja. Suatu koordinasi
yang terpadu dari sebuah majalah yang usianya masih sangat belia ini.
Pameran ini diadakan guna merayakan terbitnya edisi
Blurg! yang kedua yaitu edisi tentang Wearable Art yang mengusung misi: “Menstikerkan
masyarakat, memasyarakatkan stiker”. Mengambil tempat di Mak Combrang,
Kotabaru, Yogyakarta, pameran ini dibuka dengan syukuran tumpeng oleh pihak
penyelenggara dan Mak Combrang selaku pemilik tempat. Selanjutnya dihajar
dengan musik dari penampil seperti Sabarbar, BBDK, Dasonjah, Maze dan Chika
& Pistol Air sehingga membuat para pengunjung yang hadir tidak beranjak
dari posisinya.
Tak lupa pula hadir para barisan lapakers dari Jogja
Record Store Club, Einn Project x Amazing Frontier, Live Sablonas oleh
Rakasiwi, Siamulala, serta Goyang Ketombe. Terdapat pula media tempel sebagai
ajang menempel stiker massal bagi para penunjung. Blurg! sendiri menghadirkan
edisi majalah fisik mereka yang dibanderol dengan harga bersahabat sebagai
media promosi.
Meskipun digeber telat sekitar pukul 8 malam, namun
tak menyurutkan niatan para penggemar seni urban gambar tempel untuk datang
menikmati pameran. Ruang pamer sendiri merupakan ruangan berukuran 3 kali 2
meter di basement milik tempat makan Mak Combrang. Pada akhirnya, sikap merunduk
secara “literally” benar-benar harus dilakukan para pengunjung untuk melihat
karya. Suatu konsep yang menarik dan berbeda.
Suatu gebrakan unik juga dihadirkan teman kami
Galaksi Barber Barbar. Unit potong rambut non mesin yang melayani jasa cukur
mencukur panggilan ini digawangi oleh Galih. Kebetulan, sang empunya usaha
berhasil kami gaet untuk menambah keriaan acara. Alhasil, kombinasi antar musik,
ruang pamer, lapak serta potongan-potongan rambut berserakan setidaknya
menghidupkan suasana malam Sabtu pada waktu itu.
Terima kasih kami ucapkan juga kepada media partner
yaitu Pamit Yang2an Radio, Gisg Jogja,
Majalah Cobra (majalah yang berpoison), Warning Magz serta tak lain tak bukan
Mak Combrang dan Blurg! Project. Juga para macan-macan Easy Tiger yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu keberlangsungan acara serta menghadiri suguhan pameran yang dikemas secara sederhana ini. Tanpa kalian, pameran ini takkan mengaum seperti biasa! Sampai jumpa di lain kesempatan dan salam
tempel!
Foto: Dokumentasi pribadi Blurg! Project
No comments:
Post a Comment