Saya mendapati stiker si Unyil dari intelijen saya sekitar 2 tahun yang
lalu. Baru kali ini saya mendapat kesempatan untuk membahasnya. Maafkan atas keterlambatan
ini.
Stiker Si Unyil yang berukuran sebesar ukuran A5 ini merupakan 4 seri
terpisah dengan seri yang berbeda-beda dengan laokn cerita yang berbeda pula.
Panel-panel cerita yang terdapat didalamnya pun berupa panel-panel komik yang
tertata rapi mirip gambar umbul.
Mengutip dari Wikipedia, Si
Unyil adalah film seri televisi Indonesia produksi PPFN yang mengudara setiap hari Minggu
pagi di stasiun TVRI dimulai pada tanggal 5 April 1981 sampai 1993.
Si Unyil ini diciptakan oleh Suyadi atau yang biasa disapa Pak Raden.
Ditujukan
kepada anak-anak, film seri boneka ini menceritakan tentang seorang anak Sekolah Dasar bernama Unyil dan petualangannya bersama
teman-temannya. Kata "Unyil" berasal dari "mungil" yang
berarti "kecil".
Tokoh-tokoh:
- Unyil
- Ucrit
- Usro
- Pak Raden
- Pak Ogah
- Kinoy
- Meilani
- Tina
- Bun Bun
- Pak Ableh
- Cuplis
- Pak Lurah
- Endut
- Mbok Bariah
Si
Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan
berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata
"Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden
dan Pak Ogah dan kalimat seperti "Cepek dulu
dong!". Bagi saya pribadi, serial anak ini sudah menjadi pop culture
sendiri mengingat banyaknya pengikut cult Si Unyil.
Saat
ini boneka-boneka si Unyil telah menjadi koleksi Museum Wayang di Jakarta. Jangan salah, stiker Si Unyil
juga dapat Anda temui di Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum. Bagaimana bisa sampai
dicetaknya stiker ini masihlah merupakan sebuah misteri. Namun saya memiliki
teori sendiri, yaitu disebabkan tayangan anak yang sudah melegenda ini,
abang-abang depan sekolah pun mampu menangkap peluang pasar yang ada. Jadilah dijual.
Banyak anak-anak yang membeli sebagai akibat gandrungnya minat mereka terhadap
cerita Si Unyil yang bisa didapatkan dalam sebuah seri sebagai pengganti lakon
yang ada di dalam televisi. Menarik bukan?
Foto:Arsip pribadi
Foto:Arsip pribadi
No comments:
Post a Comment