Wednesday, 27 April 2016

Preview Pameran Malomfestival


Kali ini kami berkelana ke Eropa Timur jauh untuk memberikan preview pendek mengenai sebuah festival musik dan seni di Serbia. Bossubab, seorang agen kami disana akan membagikan sedikit cerita tentang Malomfesztival ini.

How was the atmosphere of the sticker culture in your country?
There are a lot of talented graphic designer who printing stickers and there are a lot of artists who make handmade stickers! So we live the street art lifestyle and our streets!



Are you planning to receive  any feedback from the visitors after see the exhibition later?
This exhibition is an attraction  on the Malomfesztival and yeah we give receive after and under the exhibition! we have Malomfesztival Instagram profile too so if we get a package of stickers we put it on the Instagram and tagging the artist too! 

How about your personal opinion about the sticker exhibition?
This is our first sticker exhibition but we try our best! 

Can you share for a lil bit about what's the idea behind the exhibition?
Yeah! This is the 4th time when we make this festival! This is an alternative music and art festival! Year after year the fest growing and in the last year we made a live painting and the festival members loved it! So in this year we thought  we make a bigger wall and we try to make a huge sticker and paste up exhibition too! So that’s it! :D

Festival event         : https://www.facebook.com/events/177090839313542/ 

Ya, itulah dia sedikit preview pendek mengenai Malomfesztival. Nantikan review pameran stiker ini begitu acara telah selesai diselenggarakan.

Stick It With Dosa


Pria yang satu ini adalah seorang fotografer handal. Namun dibalik lensa, tak dinyana ia memiliki sebuah pergerakan visual dibawah naungan nama yang unik. Poster, wheatpaste serta stiker tak luput dari permainannya di jalan. Berdomisili asli Salatiga, inilah dia DOSA MOVEMENT.

Siapa nama street art Anda?
DOSA atau juga sering DOSA MOVEMENT, agar terkesan ramai dan memiliki crew.

 


Bisa dijelaskan mengapa namanya demikian?
Nama Dosa saya ambil sebagai doa agar karya saya tersebar dimana-mana seperti dosa di zaman kini. Dosa juga memiliki beberapa penggantian logo, awalnya D.O.(S).A yang mengartikan biasnya doa dan dosa yang notabene saling bertolak belakang. Lalu seiring berjalannya waktu terjadi perubahan hanya DOSA saja, dan selanjutnya ide dari teman saya yang memiliki juga penamaan 'crew' / 'project' padahal kenyataannya hanya seorang diri. Agar timbul kesan ramai dan masif ditambahkan Movement pada nama Dosa.


Bagaimana proses Anda menghasilkan karya? Apakah dengan stensil, grafitti, hand drawing, kolase, atau proses digital dan teknik lainnya?
Awalnya sebatas omongan-omongan receh bersama teman-teman diwaktu nongkrong. Kami sering membahas beberapa hal yang mungkin banyak sensitifnya atau bahkan hal-hal yang sering dilupakan. Lalu dengan menggunakan olah digital, saya memulai membuat visual-visual yang sekiranya mudah untuk dipahami dan menarik dipandang. Karya saya juga menggunakan warna-warna basic untuk sementara ini, yaitu merah, putih, hitam, dan biru.


Bagaimana Anda menditribusikan karya Anda di jalan?
Pastinya dengan membagi-bagikan kepada teman-teman yang akan berpergian atau teman yang dari luar kota, lalu setiap mereka menempel saya minta untuk dokumentasinya dengan mengunggah ke Instagram dan menggunakan #dosamovement. Trading, slapping, juga artdrop, juga sebagai penyebaran karya saya. Juga blog yang bisa diakses dengan mudah dan bebas mengunduh desain stiker saya dengan resolusi cukup besar yaitu di: www.dosastreetartmovement.wordpress.com


Menurut Anda, bagaimana perkembangan dunia street art sendiri di kota Anda, terlebih seni stiker? 
Untuk di Salatiga sendiri sticker art bisa dibilang sudah lama muncul, dari berbagai band, ataupun tagging dari nama street art masing-masing. Namun sekarang stiker sebagai sampingan, bukan inti dari projek seni artis itu. Karena biasanya stiker dianggap sebagai second media dari graffiti atau movement lainnya. Mereka menjaga eksistensi nama mereka dengan tagging pada tempat yang dianggap ramai dan tertangkap mata.


Begitulah wawancara singkat padat dan jelas kami dengan DOSA. Pria ramah ini terkenal royal dalam membagikan gambar tempelnya. Museum kami turut menjadi tempatnya menaruh karya. Apabila macan melewati jalanan kota Salatiga maupun Jogja, pasang mata macan baik-baik, karena mungkin saja karya DOSA ada diantaranya. Salam tempel!

Foto: Arsip pribadi Dosa

Sunday, 24 April 2016

Sistem Kuratorial Stiker



Postingan kali ini kami akan memberikan sedikit informasi mengenai sistem kurasi pada museum stiker Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum. Mungkin macan mengira bahwa kata museum lekat dengan sesuatu yang kuno, kolot maupun sudah lekang oleh waktu. Namun, museum kami berbeda. Proyek independen yang memfokuskan diri pada seni gambar tempel ini mengkurasi segala macam stiker baik itu lawas maupun modern, baru dan lama, dalam dan luar negeri serta masih banyak kategori lainnya.




Namun tentunya yang kami tampilkan pada display utama museum tentulah stiker-stiker yang memiliki value tersendiri. Stiker lawas Nusantara salah satunya, merupakan fitur utama museum dimana stiker yang didapat langsung dari bakulan pinggir jalan ini menampilkan grafis klasik dengan tipografi vernakular yang unik.

Selanjutnya adalah stiker dari dunia street art dan graffiti. Kami menaruh perhatian lebih pada skena ini sebab perkembangannya yang luas dan dinamis serta menembus segala batas geografis sehingga memperkaya khazanah dunia gambar tempel itu sendiri. Tak heran display stiker-stiker ini mendapat porsi yang cukup besar dalam museum.

Bagaimana dengan stiker lainnya? Tenang! Stiker-stiker lain diluar kategori diatas tetap menjadi koleksi kami. Hasil beli online, barter dengan kawan, donasi dari rekan, temuan di jalan dan yang lainnya tetap menjadi koleksi kami. Setelah melalui proses penyaringan yang sedikit ketat, masuklah stiker-stiker berikut kedalam kategori yang telah kami siapkan seperti politik, sepakbola, dan lain-lain sampai sudah tidak bisa terkategorikan lagi.

Macan penasaran bagaimana sebenarnya display-display stiker tersebut didalam museum kami? Silahkan bertandang dan bawa teman, keluarga, pacar, mantan, modus maupun hewan peliharaan juga silahkan!

Wednesday, 13 April 2016

Stick It With Media Legal



Acapkali kami mewawancarai sticker artist ataupun street artist yang berasal dari mancanegara, macan tentu bertanya, dimanakah gaung para seniman dalam negeri? Santai. Mereka ada. Mereka berkarya. Akibat porsi seniman luar yang lebih banyak tentu membuat macan berasumsi bahwa blog ini berkonsentrasi pada skena seni street art/sticker art luar negeri. Salah besar! Mengapa? Sebab kali ini museum akan menampilkan wawancara singkat dengan Media Legal. Pria dibalik nama alias ini yaitu Isrol, bersedia membagikan sedikit kisahnya kepada kita semua.

Siapa nama street art Anda?
Media Legal

Bisa dijelaskan mengapa namanya demikian?
Dimulai dari tongkrongan skena musik punk di kota Bekasi sekitar tahun 2000-an, saat itu Media Legal sebuah label record band yang sempat membuat rilisan 2 band punk asal Bekasi (City Chaos dan Patlabor) selain produksi kaset/cd tak ketinggalan merchandise-nya menjadi bagian dari subsidi silang, walaupun tak jarang nama Media Legal dipakai untuk karya di jalan seperti mural dan stensil yang tidak melebihi ukuran A4. Lalu sekitar tahun 2006 tidak lagi Media Legal sebagai label record melainkan sebuah nama paten yang di pakai sebagai identitas nama di setiap karya di jalan.






Bagaimana proses Anda menghasilkan karya? Apakah dengan stensil, grafitti, hand drawing, kolase, atau proses digital dan teknik lainnya?
Proses karya yang saya buat lebih banyak stensil sebagai medium visual yang bisa digandakan, karena teknik yang saya buat berbasis desain yang sebelumnya ada proses olah digital sebelum melewati proses potong sebagai cetakan gambar tersebut.


Bagaimana Anda mendistribusikan karya Anda di jalan?
Metode yang di pakai dalam mendistribusikan di jalan hampir sama dengan yang saya buat cetak di kertas, hanya bedanya ukuran dan medianya.




Menurut Anda, bagaimana perkembangan dunia street art sendiri di kota Anda, terlebih seni stiker?
Perkembangan street art di Jogja khususnya, sangat cepat dan berkembang pesat. Kurang lebih seperti kota besar lainnya, kelebihannya di Jogja tak terkecuali street art menjadi bagian yang bisa di terima oleh masyarakatnya di Jogja. Ibarat stiker, dimanapun berada, tidak pernah ketinggalan, gambar berupa stiker selalu tertempel di manapun.




Terima kasih untuk Isrol Media Legal. Asal tahu saja, pria ini adalah mentor kami dalam memperkenalkan skena street art di Jogja. Sapaan ramah akan langsung diberikan apabila kita mengobrol dengannya. Stiker Media Legal darinya yang kami miliki juga merupakan salah satu fitur langka yang bisa didapatkan di pasar bebas. Kami juga turut mendukung karya-karya Media Legal melalui keikutsertaan pameran stiker dalam dan luar negeri. Temukan Media Legal di Facebook dengan nama akun Isrol Media Legal serta Instagram dengan nama akun @media_legal. Apabila macan beruntung, maka macan akan melihat karya-karya stensilnya bertaburan di Kota Gudeg. Salut!

Foto: Arsip pribadi Media Legal