Monday, 27 January 2014

Stiker Matik

Apakah itu stiker warning? Stiker warning adalah stiker yang merujuk pada kata-kata warning atau waspada atau caution atau peringatan yang seringkali ditempel di spakbor belakang sepeda motor. Tidak menutup kemungkinan ditempel pada kaum urban bermobil yang acapkali berbunyi "Caution! Baby On Board". Terus kenapa kalau dalam mobil ada bayi? Agar tidak ditabrak? Itu konsepnya apa?
Stiker-stiker ini umumnya berwarna kuning dan hitam sebagai representasi warna peringatan rambu-rambu lalu lintas. Fenomena apa yang bisa dipetik dari stiker-stiker semacam ini? Mari kita lihat stiker dibawah.
 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Stiker diatas adalah karya monumental para pembuat stiker dimana stiker ini mutlak ditempel di motor-motor skutik alias skuter otomatik dimana tidak adanya sistem persneling pada motor tersebut. Hanya gas dan rem. Sesimpel itu. Sehingga muncullah kultur stiker semacam ini. Hari gini masih ngoper gigi? Cape deh! Modernitas teknologi memaksa produsen motor memproduksi motor tanpa transmisi gigi yang membuat kenyamanan para pengguna (terutama urban commuter) agar dapat meliuk-liuk bebas di tengah macetnya kota tanpa membuat kaki kiri atau kanan menginjak sesuatu. Sesederhana itu. Efeknya jelas, pengendara motor seperti ini banyak melakukan manuver-manuver gila nan bodoh karena tidak memperhitungkan beratnya tarikan gas yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara persneling dan kecepatan. Sungguh unik. Parahnya kaum wanita urbanlah yang banyak tergolong kedalam pengendara motor ini. Konon katanya, Propinsi Bali patut bertanggungjawab atas meledaknya tren penggunaan skutik di Indonesia dengan awal munculnya Yamaha Mio yang melegenda itu. Bagi saya pribadi Bali sudah terasosiasi dengan skutiknya. Tak heran populasi skutik disana bisa menyamai populasi turis asing mengingat demand akan kendaraan yang simpel dikendarai sehingga membebaskan para turis mancanegara dari segala kerumitan transimisi dan dapat dengan lihai membelah belantara macet Denpasar dan daerah sekitarnya. Sangat menarik.

Tak lupa pula stiker semacam ini ditempel sebagai kampanye terselubung bahwa menggunanakan motor skutik sangatlah simpel dan tidak ribet. Sekaligus mengejek mereka yang masih menggunakan motor konvensional dengan transmisi. Benar-benar pas! Menggelitik namun sakit. Tak heran ada stiker tandingan atau counter culture untuk stiker ini. Mau lihat seperti apa? Kita lihat!

 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Stiker diatas adalah sebuah jawaban mengapa menggunakan motor bertransimisi tetaplah menyenangkan. Benar-benar sebuah stiker tandingan yang sangat pas rasanya. Bahwa kepuasan menginjak gigi tetap nomor satu, menginjak rem juga merupakan suatu kewajiban. Bahwa sinkronitas tangan dan kaki tetap diperlukan. Tak heran rasanya apabila orang yang dibesarkan dengan motor bertransmisi acapkali salah tingkah ketika mengendarai motor skutik dan sebaliknya. Beda rasanya, Anda juga bukan? Jangan menyangkal! Atau jangan-jangan Anda juga punya stiker serupa dengan stiker-stiker diatas? Kasihan!

Oke, kedua stiker diatas merupakan salah satu fenomena urban yang menggelitik hati saya untuk memuat tulisan ini. Saya rasa masih banyak perkelahian antar kedua stiker ini dalam dunia spakbor motor masyarakat Indonesia. Lanjutkan!

1 comment:

  1. Persaingan antar kedua stiker ini semakin sengit lantaran bukan hanya didunia roda dua saja, namun juga sampai pada roda empat, bisa Anda temukan persaingan itu?

    ReplyDelete