Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum
Diatas adalah stiker metal yang saya maksud. Stiker tersebut adalah stiker band death metal asal Amaerika Serikat yaitu Obituary. Lihat saja tampilan hurufnya yang berdarah-darah dan terkesan gahar. Persis dengan aliran yang diusung band-band metal kebanyakan yang katanya gahar-gahar itu. Katanya lho ya. Tak pernah kita lihat pelaku sampai penggemar musik metal yang tak bisa lepas dari warna hitam bukan? Saya rasa itu hanya pertanyaan retorikal saja, toh ranah fashion metal tidak akan saya bahas disini, biarlah dilain kesempatan kita membicarakannya. Padahal sudah jelas bahasannya seperti apa, yaitu kaos band, celana cargo army dan sebagainya yang melekat dengan citra musik metal. Tak kalah pula, tato!
Kembali pada pertemuan saya dengan sepasang pemuda tadi. Helm penuh stiker band metal biar dikira metalhead, apakah itu citra yag ingin disampaikan? Bisa iya, bisa tidak. Toh tidak ada salahnya mereka menampilkan stiker-stiker itu di media yang sangat fleksibel dan mobil, yaitu helm. Agar dilihat orang, sesama metalhead atau yang sama sekali tidak mengerti musik metal. Apakah ini tren? Menempelkan stiker band-band metal pada helm? Dengan huruf-huruf yag susah sekali dibaca? Didominasi warna merah yang melambangkan darah dan warna hitam sebagai wakil kegelapan. Benar-benar kelam dan boleh dikatakan, mengerikan. Sejak kapan fenomena urban ini muncul?
Tidak pasti. Satu hal yang pasti, tentu ada alasan dibalik penempelan tersebut. Yang jelas, ngefans dengan idolanya. Itu satu. Dan saya tidak perlu membahas kaum metalhead kita yang satu ini. Kedua? Bisa saja asal ikut rame, yang penting ngetren, nah ini yang berbahaya. Bagaimana bisa menempelkan sesuatu yang sama sekali tidak dipahami namun tetap merasa diri bagian dari hal itu? Cukup tanyakan saja lagu-lagu dari band metal tersebut, atau personelnya, atau sejarah band tersebut, atau yang lainnya. Niscaya kadar kefanatikannya terhadap musik metal tergolong masih dangkal. Dan inikah yang disebut kebanggaan menempelkan stiker metal tersebut pada helm Anda? Malu jadinya. Jangankan itu, diajak berbahasa Inggris juga pastinya belepotan, malah bergaya dengan stiker-stiker bertuliskan aksen bahasa Inggris yang vulgar, vandal, jauh dari etika, namun tetap dibanggakan. Namun tetap saja menarik untuk dikaji, mengingat usia-usia anak muda seperti mereka yang masih tanggung namun sudah 'fasih' bermain metal. Apakah ada kultur metal dari keluarganya ataukah diakibatkan oleh pergaulan di sekolah maupun lingkungan sekitar. Dan apakah metal langsung menjadi pilihan hidupnya ataukah hanya tren sesaat karena dilihat dari sisi manapun masyarakat konservatif susah menerima kehadiran musik metal terlebih masyarakat yang bersifat agamis. Banar-benar unik namun nyata ada. Itulah mereka kaum-kaum metalhead dadakan yang saya temui akhir-akhir ini. Tepatnya sudah 7 tahun terakhir semenjak saya pertama kali datang ke Jogja. Sebuah fenomena menarik namun tetap miris melihatnya.
Tapi ah sudahlah, toh itu kebebasan anak muda, tiada seorangpun melarang. Siapa tahu mereka menempelnya untuk menutupi lecet pada helm? Atau goresan? Atau karena bagi-bagi gratis dari konser metal? Dari teman yang minta bantu promosi? Dan masih banyak alasan lainnya. Sungguh sebuah fenomena urban. Salam metal!
No comments:
Post a Comment