Lama tak bersua di blog ini. Langsung saja. Kemarin tanggal 19 - 23 November, saya dan tim dari museum terlibat dalam pameran tunggal Manuva di Ruang Atas Solo yang bertajuk "Manuva". Pameran ini merupakan pameran yang mengangkat kultur kolase dan stiker.Walaupun hanya sekedar bantu - membantu, terpampangnya logo museum di poster pameran menjadi sebuah panggilan bagi kami dari Yogyakarta untuk menuju Solo.
Poster Pameran Manuvarte
Dalam pameran "Manuvarte" kali ini sang seniman Isak Prabowo atau dengan nama kesenimanannya yaitu Manuva menampilkan seni kolase yang unik dimana dalam penciptaan karya ia menggunakan media seperti daun dalam kolasenya.Pembukaan dibuka oleh Wahyu sebagai pria dibalik layar alternative art space Ruang Atas. dalam sambutannya, wahyu mengapresiasi gerilya kolase yang dilakukan Manuva sebab seni ini unik dan Manuva berhasil menghidupkannya melalui media kertas decal sehingga bisa diaplikasikan ke ruang publik dalam bentuk kertas stiker.
Mengutip dari sebuah sumber, keberadaan barang-barang bekas seperti, majalah lama, koran bekas,
pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan, dan daun-daun kering di
sekitar rumah kita acapkali dirasakan mengganggu kebersihan dan
kenyamanan hidup.
Semua ini benar adanya jika barang-barang bekas itu hanya dilihat sebagai “limbah” atau rongsokan yang tidak berguna. Namun jangan buru-buru dibuang barang-barang bekas itu sebab dapat menyulap “limbah" menjadi barang-barang yang “berharga”. Sentuhan ide-ide kreatif yang segar dan ketrampilan artistik yang dimiliki akan menghasilkan macam kreasi kolase yang unik dan tidak ada duanya.
Semua ini benar adanya jika barang-barang bekas itu hanya dilihat sebagai “limbah” atau rongsokan yang tidak berguna. Namun jangan buru-buru dibuang barang-barang bekas itu sebab dapat menyulap “limbah" menjadi barang-barang yang “berharga”. Sentuhan ide-ide kreatif yang segar dan ketrampilan artistik yang dimiliki akan menghasilkan macam kreasi kolase yang unik dan tidak ada duanya.
Imej yang ditampilkan pun beragam. Mengikuti passion-nya terhadap kultur musik 80-90-an, maka tak heran banyak imej Bjork, Morrissey, Robert Smith dari The Cure dan masih banyak lagi didalam karyanya. Menampilkan sekitar 20 frame kaca, display pameran ini tergolong sederhana namun tetap intim dengan pengunjung.Tak lupa pula ditampilkan panel khusus sebagai media slap bebarengan yang dimana para pengunjung pembukaan pameran bisa bebas menempelkan stiker street art sebagai bukti respons interaktif. Disuguhi dengan musik dari era 80-an, pembukaan pameran ini berlangsung sukses dan mampu menarik perhatian kawula muda Solo baik yang berangkat dari art scene maupun diluar art scene. Selamat untuk Manuva!
Berikut adalah laporan langsung dari tempat kejadian sewaktu pembukaan pameran:
Sekian tulisan kali ini. Kami meminta maaf atas keterlambatan redaksi mengirimkan tulisan kepada Anda semua.Sejak bulan Juli kami seakan vakum dari blog. Namun semangat menulis itu datang lagi dan kami berjanji untuk tidak menelantarkan Anda dengan berita-berita seputar dunia gambar tempel kontemporer baik dalam maupun luar negeri.
Berikut adalah laporan langsung dari tempat kejadian sewaktu pembukaan pameran:
Keramaian pembukaan di Ruang Atas Solo
Pengunjung nampak serius melihat display karya
Lapak barter stiker gratis
Manuva (tengah) diantara para macan macan pendukung pameran yang lain
Salah satu pengunjung merespon media panel yang telah disediakan
Hasil slap
Hasil slap
Detail
No comments:
Post a Comment