Monday, 24 October 2016

Virtual Tour: Barasub Yogyakarta



Perkenalan kami dengan Barasub dimulai sejak pertengan tahun 2015. Saya juga mendengar pergerakannya secara samar-samar. Sering berbalas like dan komen di media sosial, namun tak pernah bertemu secara langsung dengan awak mereka. Akhirnya penantian itu tiba sewaktu kami berpameran di Jogja kemarin. Obrol-obrol singkat yang akhirnya bermuara pada peluncuran artikel ini. Joni, selaku pemangku kepentingan di Barasub bersedia menjawab beberapa pertanyaan wawancara dari kami. Simak!

Apakah Barasub itu?
Merupakan sebuah ruang kolektif yang menaruh perhatian utama pada stimulasi praktek kerja kesenian dengan pendekatan seni berbasis sekuensial dan eksperimentasinya.
Kapan mulai terbentuk?
Didirikan pada Oktober 2015 di Yogyakarta.


Bagaimana sejarah asal muasal Barasub?
Pada Juli 2015, Chrisna Fernand (Joni) melakukan sebuah performace art yang kesekian kali bersama teman-temannya yang tergabung dalam Garda Blakang di sebuah Institusi Seni yaitu ISI Yogyakarta guna mengkritik otoritas kampus yang kurang mendukung kegiatan kreatif mahasiswa. Garda Blakang yang yang konsen dalam kegiatan Performace Art mengalami sedikit clash antara personil di dalamnya, lalu Chrisna Fernand yang juga menyukai dunia sekuensial sharing bersama kawannya melakukann obrolan santai bersama temannya perihal sekuensi, komik dan semacamnya yakni Haidar Wening (Muralis) yang secara visual banyak memakai objek komik. Merasakan keluh kesah yang serupa, bahwa komik ataupun sekuensial menjadi kurang banyak digali potensinya akhirnya kita semakin banyak melakukan obrolan dengan mulai mengajak kenalan demi kenalan yang mempunyai ketertarikan yang sama. Hingga akhirnya mengajak Enka Nkomr, Ricky Prayudi, Reza Yudha (Kutjh), Rachmad Affandi, Trianto Kintoko, Aulia Rachmatulloh (RAM), dan Rangga P. P. Pada pertengahan oktober 2016 kita menamai peristiwa kumpul-kumpul ini dengan nama BARASUB. BARASUB sendiri diambil dari diksi BARA (api) dan SUB (bagian, pecahan). Minggu berikutnya, setelah kita memastikan diri membuat sebuah kolektif kita memulai menggagas nama kompilasi cerita bergambar pertama, dan yang berhasil terpilih adalah nama BERINGAS.
Siapa saja yang terlibat?
Ada beberapa anggota yang aktif, semi aktif tentunya dan juga partisipan yang tak kalah penting dan kami anggap rekan berbagi.  Demikianlah sementara yang turut berkecimpung di Barasub:
Owner: Chrisna Fernand (Joni), Haidar Wening, Rachmad Afandi, Reza Kutjh, Enka NKOMR, Ricky Prayudi.
Partisipatoris all program: Komik Gahar, Trianto Kintoko, Rangga P.P, Aulia Rachmatulloh, Iqbal Balsden, Deidra Mesayu, Ipeh Nur Hanifah, Media Legal, Adit Here Here, Sony Prasetyotomo, I Wayan Sudarsana, Kurma Elda, Anti Tank, Easy Tiger, Yonaz Kristy, Redotebe, Wahyu Eko P, Oka Setsu, Rahman Arief, Milisi Press, Blurg Magz, Amazing Frontier, Ivest Ilalang, Nouminus Lab, Viki Restina Bela, Frida Sibarani, Kharisma Jati, Dellana Arievta, Danang Catur, Iwank,  Moh. Hadid.
 
Apa saja kegiatan Barasub?
Melalui program – program seperti BERINGAS (cergam kompilasi) yang di iringi Pertunjukan Cergam pada setiap kali rilis, Cergam Personal, GRAOS (ilustrasi, poster, komik strip), DINDING DENGUNG (mural), ENISS (zine), SOWAN (studio visit), BARASUB AHTLETICS (olahraga dan lapak), hingga praktek pemasaran LAIL (lapak illegal) dan didasarkan proses artistik yang berkaitan dengan isu sosial, style, hingga permasalahan psikologi anak muda urban-suburban lalu di diskusikan, Kami mengupayakan ‘fenomena yang lain’ dapat hadir sebagai wacana seni rupa yang menarik dan otentik. Di satu sisi kami  sekaligus mendirikan badan penerbitan independent bernama Barasub Press untuk melakukan rilisan fisik berupa buku di setiap program yang telah dijalankan.
 
 


Apa harapan Barasub ke depan?
Kita berharap produk yang dikeluarkan dari kolektif ini mampu menyumbangkan sesuatu terhadap wacana sekuensial di Indonesia sehingga bacaan sekuensial dapat hadir sebagai sebuah perbincangan yang menarik bagi masyarakat luas.

Yes, itulah Barasub, sebuah kolektif yang saya respek dengan segala pergerakannya setahun terakhir. Terima kasih kepada Joni yang bersedia membagi waktu disela-sela kesibukannya mengurus Barasub. Kami tahu Anda adalah sosok yang sangat sibuk dalam skena seni ISI Jogja beberapa waktu belakangan ini. Haha. Oh iya, bagi mereka yang ingin zine Beringas jangan khawatir sebab kami terpilih menjadi resellernya di pulau Dewata. So, tunggu apalagi, hubungi kami untuk mendapatkan zine ajib dari Barasub ini!

Foto: Dokumentasi pribadi Barasub.



Saturday, 22 October 2016

All Caps Wall Launch Party



Rilisan tembok All Caps Store baru telah hadir. Bidang gambar berukuran 7 x 3 meter ini terletak berhadapan dengan All Caps Store sebagai ajang menggambar bersama. Sebagai awalan, Picko Effect dan Bagas4 mendapat kehormatan untuk menjajal tembok baru All Caps Store.
Sabtu, 17 September 2016, Picko tiba duluan dibantu beberapa rekan langsung memblok tembok dengan warna dasar hitam sebagai latar belakang. Sekitar sejam kemudian sambil menunggu kering, sketsa 3D telah ditorehkan olehnya. beberapa kawan mulai datang sembari melihat spray jam. Dentuman music dan minuman dingin melengkapi di siang yang terik.

Sekitar pukul setengah 4 sore, Bagas datang menyusul. Dikarenakan setelah upacara agama merayakan hari raya Kuningan, ia pun langsung memburu ketertinggalan. Alhasil, bentuk 3 D Picko berpadu dengan karya Bagas. Kreasi yang menyatu dengan dominasi warna merah, kuning dan gradasi oranye. Sore semakin meriah. teman-teman berdatangan memberikan dukungan satu sama lain, berfoto, mengambil video, atau sekedar bercengkrama.

Launch Party yang digagas ini merupakan ide All Caps Store untuk merespons tembok dengan memberikan kesempatan kepada graff writer maupun street artist untuk berkarya. Edisi pertama ini merupakan edisi special dikarenakan tembok yang masih fresh direnovasi. Ajang gambar ini juga sebagai wadah berkumpul bersama untuk berkenalan dengan teman baru ataupun menuangkan ide-ide kreatif.

Malam makin menggelap. Dibantu alat penerangan alakadarnya, kolaborasi ini selesai pada pukul 8 malam. Sebuah kolaborasi mantap antar kedua seniman. Teman-teman saling mengapresiasi satu sama lain. Akhirnya, tembok polos yang awalnya kosng menampakkan wajahnya sebagai embok graffiti yang sedsap dipandang.
Terima kasih untuk media partner Invader Walls, One Take Grafitti, Tag King Store dan ISAD yang telah berbagi informasi bersama dengan foto-foto dan laporannya. Dan juga kepada seniman yang terlibat yaitu Picko dan Bagas serta rekan-rekan yang telah hadir meluangkan waktunya untuk datang. Sampai jumpa di lain kesempatan.

Foto: Dokumentasi pribadi All Caps