Tuesday, 28 January 2014

Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Baiklah, kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai proyek seni amatir yang saya kerjakan yaitu Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum. Ini adalah museum stiker yang saya klaim pertama di Asia. Anda tidak akan menemukan proyek seni semacam ini di belahan negara mana pun di seantero Asia. Mengapa tidak dunia saja? Well, proyek ini ternyata sudah ada di negara Jerman tepatnya di kota Berlin yang bernama Hatch Kingdom.
Secara tidak langsung, Hatch Kingdom, Worlds #1 Stickers Museum besutan Oli Baudach memegang peranan penting dalam terbentuknya museum saya. Sebab museum ini sangat menginspirasi saya untuk melakukan proyek serupa. Bedanya, Hatch Kingdom memfokuskan diri pada stiker-stiker street art sedangkan Easy Tiger terhadap semua stiker, apapun itu tanpa terkecuali. Berikut adalah beberapa gambar yang saya comot dari internet mengenai keberadaan museum ini.

 
 
 
Sumber foto: google.com

Akan saya bahas di postingan lainnya mengenai museum stiker pertama di dunia ini. Sebab ketiadaan ruang yang cukup untuk membahasnya. Anyway, apakah hanya Hatch Kingdom saja yang memberi influence terhadap museum ini? Tidak, karena masih ada Electric Ladyland Museum di Amsterdam, Belanda. Seperti apakah itu? Kita tengok saja gambar-gambarnya yang sempat saya abadikan langsung ketika melakukan perjalanan disana.


 
Sumber foto: Koleksi pribadi
Sumber video: youtube.com
Museum ini merupakan museum pribadi yang dijalankan oleh seniman asal Negeri Paman Sam, Nick Palladino dan istrinya. Museum ini mengoleksi barang-barang yang mengandung kandungan mineral fluor sehingga bisa menyala dibawah sinar ultraviolet. Apapun bisa ditemukan disini, mulai dari enamel zaman baheula sampai pada uang kertas 20 ribu rupiah. Ya, mata unag Indonesia pun mengandung material ini. Sangat menarik. Museum yang mengambil nama album terakhir Jimi Hendrix ini juga penuh dengan poster-poster gitaris yahud tersebut mengingat Nick adalah fans beratnya. Tak lupa pula banyak sekali karya seni berbau agama Hindu sebab sang director yang mendalami agama tersebut.

Atas dasar kedua museum diataslah saya mendapatkan pencerahan untuk menjalankan proyek seni berupa museum stiker. Saya berani mengambil tagline 'museum stiker pertama di Asia' sebagai salah satu bentuk propaganda yang mampu memprovokasi kalau ternyata ada lho museum stiker itu. Di Indonesia. Di Yogyakarta. Karena keterbatasan tempat dan dana, saya menjalankan museum ini di kost saya sendiri di bilangan Tambak Bayan, Depok, Sleman. Seperti apa deskripsi proyeknya? Inilah dia yang sempat saya comot dari pameran terakhir saya.

"Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum adalah sebuah proyek seni independen amatir yang berbasis di Babarsari, Sleman. Proyek seni ini berusaha untuk melestarikan seni stiker yang kecil dan sering terabaikan. Proyek ini mendokumentasikan, mengarsipkannya dalam bentuk data digital serta mengoleksinya dalam bentuk koleksi yang tertata rapi di museum yang bermarkas di Tambak Bayan, Babarsari, Sleman. Dukung proyek seni ini, karena kami akan terus menginvasi ruang-ruang publik untuk mengenalkan pergerakan ini sehingga dapat menginspirasi teman-teman lainnya serta mengajak kita semua untuk tertawa bersama bernostalgia dengan stiker-stiker ajaib yang langsung didatangkan dari zaman dahulu."

Kira-kira seperti itulah deskripsi proyek seni yang saya sedang bangun. Terus dukung museum ini teman. Sekian!





Monday, 27 January 2014

Stiker Matik

Apakah itu stiker warning? Stiker warning adalah stiker yang merujuk pada kata-kata warning atau waspada atau caution atau peringatan yang seringkali ditempel di spakbor belakang sepeda motor. Tidak menutup kemungkinan ditempel pada kaum urban bermobil yang acapkali berbunyi "Caution! Baby On Board". Terus kenapa kalau dalam mobil ada bayi? Agar tidak ditabrak? Itu konsepnya apa?
Stiker-stiker ini umumnya berwarna kuning dan hitam sebagai representasi warna peringatan rambu-rambu lalu lintas. Fenomena apa yang bisa dipetik dari stiker-stiker semacam ini? Mari kita lihat stiker dibawah.
 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Stiker diatas adalah karya monumental para pembuat stiker dimana stiker ini mutlak ditempel di motor-motor skutik alias skuter otomatik dimana tidak adanya sistem persneling pada motor tersebut. Hanya gas dan rem. Sesimpel itu. Sehingga muncullah kultur stiker semacam ini. Hari gini masih ngoper gigi? Cape deh! Modernitas teknologi memaksa produsen motor memproduksi motor tanpa transmisi gigi yang membuat kenyamanan para pengguna (terutama urban commuter) agar dapat meliuk-liuk bebas di tengah macetnya kota tanpa membuat kaki kiri atau kanan menginjak sesuatu. Sesederhana itu. Efeknya jelas, pengendara motor seperti ini banyak melakukan manuver-manuver gila nan bodoh karena tidak memperhitungkan beratnya tarikan gas yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara persneling dan kecepatan. Sungguh unik. Parahnya kaum wanita urbanlah yang banyak tergolong kedalam pengendara motor ini. Konon katanya, Propinsi Bali patut bertanggungjawab atas meledaknya tren penggunaan skutik di Indonesia dengan awal munculnya Yamaha Mio yang melegenda itu. Bagi saya pribadi Bali sudah terasosiasi dengan skutiknya. Tak heran populasi skutik disana bisa menyamai populasi turis asing mengingat demand akan kendaraan yang simpel dikendarai sehingga membebaskan para turis mancanegara dari segala kerumitan transimisi dan dapat dengan lihai membelah belantara macet Denpasar dan daerah sekitarnya. Sangat menarik.

Tak lupa pula stiker semacam ini ditempel sebagai kampanye terselubung bahwa menggunanakan motor skutik sangatlah simpel dan tidak ribet. Sekaligus mengejek mereka yang masih menggunakan motor konvensional dengan transmisi. Benar-benar pas! Menggelitik namun sakit. Tak heran ada stiker tandingan atau counter culture untuk stiker ini. Mau lihat seperti apa? Kita lihat!

 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Stiker diatas adalah sebuah jawaban mengapa menggunakan motor bertransimisi tetaplah menyenangkan. Benar-benar sebuah stiker tandingan yang sangat pas rasanya. Bahwa kepuasan menginjak gigi tetap nomor satu, menginjak rem juga merupakan suatu kewajiban. Bahwa sinkronitas tangan dan kaki tetap diperlukan. Tak heran rasanya apabila orang yang dibesarkan dengan motor bertransmisi acapkali salah tingkah ketika mengendarai motor skutik dan sebaliknya. Beda rasanya, Anda juga bukan? Jangan menyangkal! Atau jangan-jangan Anda juga punya stiker serupa dengan stiker-stiker diatas? Kasihan!

Oke, kedua stiker diatas merupakan salah satu fenomena urban yang menggelitik hati saya untuk memuat tulisan ini. Saya rasa masih banyak perkelahian antar kedua stiker ini dalam dunia spakbor motor masyarakat Indonesia. Lanjutkan!

Sunday, 26 January 2014

Stiker Metal

Beberapa waktu sebelumnya saya berhenti lampu merah dan mendapati sepasang anak muda dengan helm penuh stiker band-band metal yang tulisannya garang-garang dan berdarah-darah. Ini sangat menarik, dan kira-kira apa fenomena urban yang terkandung didalamnya? Sebelum menjawabnya, seperti biasa mari kita tengok dulu stiker yang dimaksud.

Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum
Diatas adalah stiker metal yang saya maksud. Stiker tersebut adalah stiker band death metal asal Amaerika Serikat yaitu Obituary. Lihat saja tampilan hurufnya yang berdarah-darah dan terkesan gahar. Persis dengan aliran yang diusung band-band metal kebanyakan yang katanya gahar-gahar itu. Katanya lho ya. Tak pernah kita lihat pelaku sampai penggemar musik metal yang tak bisa lepas dari warna hitam bukan? Saya rasa itu hanya pertanyaan retorikal saja, toh ranah fashion metal tidak akan saya bahas disini, biarlah dilain kesempatan kita membicarakannya. Padahal sudah jelas bahasannya seperti apa, yaitu kaos band, celana cargo army dan sebagainya yang melekat dengan citra musik metal. Tak kalah pula, tato!

Kembali pada pertemuan saya dengan sepasang pemuda tadi. Helm penuh stiker band metal biar dikira metalhead, apakah itu citra yag ingin disampaikan? Bisa iya, bisa tidak. Toh tidak ada salahnya mereka menampilkan stiker-stiker itu di media yang sangat fleksibel dan mobil, yaitu helm. Agar dilihat orang, sesama metalhead atau yang sama sekali tidak mengerti musik metal. Apakah ini tren? Menempelkan stiker  band-band metal pada helm? Dengan huruf-huruf yag susah sekali dibaca? Didominasi warna merah yang melambangkan darah dan warna hitam sebagai wakil kegelapan. Benar-benar kelam dan boleh dikatakan, mengerikan. Sejak kapan fenomena urban ini muncul? 


Tidak pasti. Satu hal yang pasti, tentu ada alasan dibalik penempelan tersebut. Yang jelas, ngefans dengan idolanya. Itu satu. Dan saya tidak perlu membahas kaum metalhead kita yang satu ini. Kedua? Bisa saja asal ikut rame, yang penting ngetren, nah ini yang berbahaya. Bagaimana bisa menempelkan sesuatu yang sama sekali tidak dipahami namun tetap merasa diri bagian dari hal itu? Cukup tanyakan saja lagu-lagu dari band metal tersebut, atau personelnya, atau sejarah band tersebut, atau yang lainnya. Niscaya kadar kefanatikannya terhadap musik metal tergolong masih dangkal. Dan inikah yang disebut kebanggaan menempelkan stiker metal tersebut pada helm Anda? Malu jadinya. Jangankan itu, diajak berbahasa Inggris juga pastinya belepotan, malah bergaya dengan stiker-stiker bertuliskan aksen bahasa Inggris yang vulgar, vandal, jauh dari etika, namun tetap dibanggakan. Namun tetap saja menarik untuk dikaji, mengingat usia-usia anak muda seperti mereka yang masih tanggung namun sudah 'fasih' bermain metal. Apakah ada kultur metal dari keluarganya ataukah diakibatkan oleh pergaulan di sekolah maupun lingkungan sekitar. Dan apakah metal langsung menjadi pilihan hidupnya ataukah hanya tren sesaat karena dilihat dari sisi manapun masyarakat konservatif susah menerima kehadiran musik metal terlebih masyarakat yang bersifat agamis. Banar-benar unik namun nyata ada. Itulah mereka kaum-kaum metalhead dadakan yang saya temui akhir-akhir ini. Tepatnya sudah 7 tahun terakhir semenjak saya pertama kali datang ke Jogja. Sebuah fenomena menarik namun tetap miris melihatnya.


Tapi ah sudahlah, toh itu kebebasan anak muda, tiada seorangpun melarang. Siapa tahu mereka menempelnya untuk menutupi lecet pada helm? Atau goresan? Atau karena bagi-bagi gratis dari konser metal? Dari teman yang minta bantu promosi? Dan masih banyak alasan lainnya. Sungguh sebuah fenomena urban. Salam metal!

Sticker One Man Show

Sebelumnya saya susah mencari padanan kata yang tepat untuk menaruh judul diatas. Namun, sudahlah, hanya itu yang terlintas dalam pikiran saya. Oke, mengapa "One Man Show"? Karena ini merupakan salah satu bentuk keprihatinan sekaligus kebanggaan saya terhadap jalan cerita film-film pop Hollywood yang terlalu menampilkan aktor utamanya yang sangat dominan tanpa ada sidekick-nya sama sekali. Kita ambil contoh saja, Tom Cruise. Makhluk kesayangan Hollywood ini sangatlah "one man show" sekali dalam setiap filmnya. Mulai dari Top Gun sampai pada The Last Samurai. Bahkan sampai-sampai situs-situs perfilman sempat membahas tentang poster-poster yang dibintangianya yang selalu menampakkan siluet wajahnya, entah menghadap kiri maupun kanan, semuanya nampak indah dan pas dengan Tom. Sampai segitunya coba!

Cukup tentang Tom, kita bergerak ke Jason Statham. Bintang kita yang satu ini sangat disukai teman-teman saya semenjak penampilannya di The Transporter. Bagi saya film Statham hanyalah film "one man show" belaka yang sangat dilebih-lebihkan mirip dengan John Mclane dalam Die Hard yang dibintangi si plontos Bruce Willis. Semuanya terlalu keren di mata saya dan sangat irasional.

Oke cukup, selanjutnya Anda tentu bertanya, apa kaitannya dengan stiker? Tentu ada, Bung! Sebelum saya menjawabnya mari kita lihat stiker dibawah ini terlebih dahulu!

 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Yes! Dialah Rambo yang tidak lain tidak bukan dibintangi oleh Sylvester Stalonne. Entah dengan film Rambo terbaru tahun 2008, tapi menurut saya ketiga film Rambo yang pertma merupakan salah satu film tontonan wajib Layar Emas RCTI pada dekade 90-an. Bagaimana kita sebagai anak-anak tidak mengidolainya megingat kegarangan Rambo yang membabat mereka yang mengusik ketenangannya sebagai warga sipil biasa di First Blood, terus membalas dendam terhadap mereka yang sempat menawannya di Vietnam dalam Rambo: First Blood Part II, dan yang monumental di Afganishtan dalam Rambo III. Betapa tidak, disitu Stallone dengan ikat kepala khasnya, baju "you can see", badan berkalungkan peluru dan bersenapankan mesin menjadi ikon yang melekat dalam pikiran kita. Dan image inilah yang ditangkap oleh pedagang stiker pada dekade 90-an dimana Rambo menjadi pahlawan bagi kita semua pada masa itu.

Penggambaran karakter diatas dituangkan kedalam stiker yang pas sekali saya posting. Benar-benar mewakili karakter garang, gahar dan ganas namun memiliki hati yang mulia. Tulisan US Army menambah sosok kemiliteran namun terselip gaya berontak pada rambut gondrong (yang menurut saya keren sekali dengan ikat kepala merah berjuntai kebelakang), serta kalungan peluru yang aduhai jantannya.

Menurut saya film Rambo ini merupakan salah satu bibit perfilman Hollywood sekarang yang banyak menampikan film action yang murni merupakan aksi "one man show" yang bagi saya tidaklah salah, namun tetap tidaklah logis dan terlalu irasional saja. Tapi, sudahlah, saya tidak mau sampai pada ranah yang tak berkesudahan debatnya ini, toh film-film inilah yang menambah khazanah perfilaman Hollywood. Siapa tahu muncul ikon-ikon lain yang melekat seperti Arnold Schwarzenegger dalam Terminator dan lainnya. 

Nostalgia stiker Rambo diatas merupakan salah satu bukti "pencucian otak" kita masa lalu bahwa film ini sangatlah booming pada zamannya dan karakter Stallone sangatlah melekat pada Rambo. Bukti bahwa kekuatan stiker ini merupakan salah satu brand ambassador film Rambo itu sendiri. Lihat saja saya, tak ada tulisan Rambo apa pada stiker diatas, namun saya tetap mengasosiasikannya sebagai stiker Rambo, hebat bukan kekuatan stiker ini? Setiap melihat Sylvester Stallone, itulah Rambo. Simpel.

Namun stiker semacam Rambo diatas sudah tidak mungkin kita temukan lagi saking langkanya di pasaran dan minimnya produsen stiker untuk menerbitkan tokoh-tokoh serupa yang lekat dengan "one man show" film-film sekarang. Rasanya mustahil menemukan stiker seperti ini lagi di dunia yang serba modern ini. Sungguh kejam bagi saya sebagai penikmat seni stiker lawas!




Wednesday, 22 January 2014

Stiker Gaban



Berburu stiker lawas menjadi prioritas saya seminggu terakhir. Segala usaha diluncurkan. Mulai dari menelusuri lapak langganan di Pasar Senthir sampai dengan berburu online. Dengan Mas Rusli lapakers langganan saya di Pasar Senthir tidak perlu saya bahas disini karena beliau nantinya akan punya porsi tersendiri. Kita akan membahas tentang berburu stiker lawas di dunia maya.

Perburuan stiker lawas di dunia maya merupakan perburuan yang saya golongkan gampang-gampang susah seperti perburuan paus dalam novel karya Herman Melville yaitu Moby Dick. Mengapa demikian? Karena untuk menemukannya sangat susah dilacak, kalaupun ada, semunya sudah terjual atau dihargai dengan harga yang tinggi (tentunya berbanding lurus dengan dimensi, kelangkaan dan dimensi). Namun, tetap saja ada pemain seni yang bergelut di bidang jual menjual stiker lawas di ranah internet. Saya merasa beruntung karenanya.

Pernah saya mendapat stiker Gaban. Anda tahu mereka? Saya rasa sedikti diantara Anda saja yang tahu. Gaban (kadang ditulis juga Gavan, tapi dibacanya sih Gaban) merupakan serial superhero Jepang yang dulu sering diputar di TVRI. Gaban bertugas menyelamatkan bumi dari monster-monster luar angkasa yang senantiasa entah mengapa selalu menyerbu Jepang. Gaban adalah polisi angkasa atawa space sheriff. Di Indonesia serial ini tenar dengan nama Space Cop of Gaban. Beliau berasal dari planet Bird dan diminta untuk menjaga dan mempertahankan bumi dari serangan musuh yang berasal dari Makuu Empire dan dipimpin oleh Don Horror (sebuah nama yang gahar kedengarannya, benar-benar horor). Gaban dibantu oleh rekannya, Mimi (entah mengapa nama ini saya selalu mengasosiasikannya dengan ASI). Dan untuk berbaur dengan makhluk bumi, juga menghindari identifikasi musuh, Gaban menyaru menjadi manusia biasa dengan nama Retsu Ichijouji. Senjatanya banyak sekali, namanya juga sebuah robot polisi, tentunya dilengkapi persenjataan yang lengkap. Ada Lazer Z Beam, dan senjata canggih lainnya. Juga tidak ketinggalan kendaraan yang dipake juga serba canggih. Ada motor canggih, dan lain sebagainya. Gaban bisa dibilang degan “pembela kebenaran, pembasmi kejahatan” bermodalkan senjata-senjata super dan kendaraan yang tak kalah super. Bagi kita generasi 90-an tentu tidak asing dengan serial ini bukan? Mari kita tengok stiker tersebut!

Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum
Contoh diatas hanyalah sebagain kecil dari ratusan stiker lawas yang diobral di internet. Sungguh ajaib pilihan-pilihan stiker lawas yang ditawarkan. Saya belum pernah melihat stiker-stiker seperti ini sebelumnya selama saya melakukan perburuan di dunia nyata. Benar-benar benda yang sifatnya collectible dan nostalgic. Selain itu masih banyak lagi stiker-stiker hasil perburuan saya yang tidak bisa saya jabarkan satu persatu saking banyaknya buruan. Intinya adalah stiker lawas tetap memiliki segmen sendiri di dunia jual beli onine walaupun untuk melacaknya sangat susah. Dan kalaupun ada, jangan lepaskan buruan itu karena niscaya benda ini sangat rare di pasaran. Lanjutkan!

Saturday, 11 January 2014

Stiker Super Langka

Kita bertemu lagi dalam bahasan stiker yang tak pernah bosan-bosan saya posting. Kali ini saya mengangkat stiker langka sebagai tema bahasan. Gila, tulisan saya sudah seperti skripsi mahasiswa saja. Stiker langka secara etimologis adalah stiker yang sudah tidak diproduksi lagi, sudah tidak beredar di masyarakat dan keberadaannya sulit dilacak. Stiker inilah yang menjadi buruan saya sebagai pengepul stiker jadul. Parahnya, stiker-stiker semacam ini banyak yang sudah tertempel dan haram bagi kaum kami untuk mencabutnya hanya untuk dikoleksi. Bagi kami kemurnian adalah yang terutama. Hmmm, nikmat! Mau tahu beberapa stiker yang langka itu seperti apa? Simak gambar berikut:

Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Sepintas biasa saja stiker tersebut, namun coba perhatikan lingkaran merah, eh maksud saya coba lihat nama maskapai penerbangan tersebut. Yes, betul! Batavia Air! Apakah Anda tahu bahwa Batavia Air sekarang sudah tidak bereproduksi, maksud saya beroperasi lagi? Exactly! Karena itulah stiker sepele ini menjadi langka dan hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat "sisi lain" dari stiker semacam ini. Saya berharap suatu saat ada petinggi maskapai penerbangan malang ini yang mau menawarnya dengan harga tinggi. Jikalau boleh, saya ingin menukarnya dengan Honda C70. Pertanyaannya, semahal itukah benda ini? Jangan salah, saya juga tidak bisa menaksir harganya di pasaran, namun percayalah, stiker seperti ini sangatlah rare dalam dunia persilatan. Ingin contoh yang lain? Tenang, masih banyak.

Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Jangan bilang bahwa Anda tidak memiliki suatu clue apapun tentang stiker diatas. Jikalau tidak, silahkan keluar dari blog ini, sya juga tidak memaksa. Namun jika Anda mengerti apa yang saya maksudkan dengan stiker diatas, berarti Anda seorang pengamat yang jeli.

Stiker diatas merupakan stiker kampanye Kota Berlin di Jerman untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2000. Namun tahukah Anda bahwa Olimpiade 2000 sebenarnya berlangsung di Sidney, Australia? Jadi, kesimpulannya adalah stiker ini merupakan stiker keluaran sekitar tahun 1994 dimana semua kota didunia berlomba mendaftarkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2000 setelah Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat yang telah diputuskan saat itu. Hmm, bahasan yang sangat kompleks namun saya sudah berusaha mengetiknya dengan bahasa yang rumit dan kompleks dengan harapan agar Anda makin pusing membacanya.
Overall, itulah dua  dari fenomena stiker-stiker langka yang bisa saya suguhkan ke meja blogspot Anda kali ini. Semoga Anda tidak pernah bosan membacanya karena sebenarnya saya juga bosan mengetik bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti ini. Namun, sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kita ketemu di bahasan lainnya.

Thursday, 9 January 2014

Stiker Sepakbola

Militansi berlebihan terhadap sebuah klub sepakbola melahirkan kultur stiker yang unik. Ini merupakan fenomena yang layak dikaji sebab sepakbola merupakan olahraga termashyur di muka bumi pun di Indonesia. Jam tayang yang berbeda bahkan sampai 7 jam dengan Eropa tidak menyurutkan niat masyarakat Indonesia untuk menontonnya. Lahan subur mulai dari penjualan merchandise, jersey asli, nonton bareng, meet and greet bahkan sampai pada jajal kekuatan merupakan hal yang lumrah di zaman sekarang.
Stiker disini hadir sebagai media pemersatu sekaligus sebagai komunikator terhadap seseorang bahwa ia mencintai klub tersebut melebihi kekasihnya sekalipun. Layak kita lihat stiker dibawah ini.
 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Stiker yang dirilis oleh Brigata Curva Sud (pendukung PSS Sleman) ini merupakan salah satu bukti sahih bahwa pergi ke stadion untuk menonton tim kesayangan mengalahkan jadwal pacaran sekalipun. Betapa dahsyatnya stiker  sepakbola ini. Pun tidak lupa dengan apa yang disebut counter-culture atau stiker tandingan dimana saling mengejek satu dengan yang lain di stadion bisa ditemukan sehari-hari pula didalam stiker sepakbola. Mari kita lihat contohnya.
 Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Stiker berlogo Arema Malang diatas diberi tanda silang diatas sebagai bentuk rasa ketidaksukaan terhadap klub tersebut dimana kita tahu bersama bahwa Arema memiliki perseteruan yang panjang dengan Persebaya Surabaya atau dengan klub-klub lainnya di seputaran Jawa Timur khususnya. Oleh karena itu menurut saya akanlah sangat berbahaya apabila kita mempunyai stiker Arema Malang dan berjalan-jalan keliling Kota Pahlawan dan tidak menyadarinya. Begitu pun sebaliknya. Harap jangan pernah mencobanya. Pastikan kendaraan Anda bebas dengan afiliasi manapun terhadap klub sepakbola lokal manapun agar perjalanan anda tetap lancar jaya dan kendaraan Anda selamat sampai tujuan. 

Itu hanyalah sedikit dari sekian banyak fenomena menarik yang terdapat pada stiker sepakbola, masih banyak hal-hal yang menggelitik dari stiker sepakbola ini. Tentang logo-logo klub yang berubah, warna dan desain, arti filosofis dibalik logo klub terkait, dan lain-lain. Kita bahas lain kesempatan sebab injury time sudah habis kawan.
Sekian!


Wednesday, 8 January 2014

Stiker Soeharto

Piye kabare, iseh penak jamanku toh? Stiker ini marak muncul setahun terakhir dimana-mana. Dibelakang truk, dikaca belakang bus, di mobil, di sepeda motor dan lain-lain. Sebenarnya fenomena apa yang terjadi dibalik stiker ini?  


Sumber: Koleksi Easy Tiger, Asia #1 Stickers Museum

Well, stiker yang selanjutnya saya sebut stiker Soeharto ini merupakan salah satu fenomena sosial yang bisa saya sebut dengan post power syndrome dimana masyarakat lapisan bawah (khususnya) berusaha untuk menghidupkan kembali citra Presiden kedua RI, yakni Soeharto, lewat stiker, media paling kecil yang mudah beredar di masyarakat.
Mereka mencoba untuk mengenang kejayaan masa lalu dimana harga beras murah, BBM masih terjangkau untuk semua lapisan, kondisi ekonomi yang tergolong stabil, situasi politik yang adem ayem dan lain sebagainya. Mereka menganggap kondisi sekarang merupakan kondisi yang bertolak belakang dengan zaman kepemimpinan Soeharto. Sehingga munculah sentilan-sentilan kecil yang menggelitik hati kita apakah benar zaman beliau Indonesia lebih baik, ataukah sebaliknya?


Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh masing-masing pribadi kita bergantung pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan jangan lupakan faktor umur! Mereka yang hidup pada era Soeharto mungkin mengagung-agungkan zaman tersebut, namun apakah kita generasi muda setuju terhadapnya? Ataukah kita juga bisa mengatakan zaman ini lebih baik daripada zaman 20 tahun yang akan datang? Ini hanya pertanyaan retorikal, tidak usah dijawab. Namun apabila kita mengatakan iya, berarti kita tidak ada bedanya dengan mereka yang menempelkan stiker Soeharto: piye kabare, iseh penak jamanku toh? Sekian.