Selamat berjumpa lagi para penggemar stiker sekalian. Lama sekali kita tidak berjumpa. Kami harap Anda semua sehat disana. Mari saja saya geber. Tepat di hari Selasa, 18 September 2014 saya menghadiri sebuah simposium dan tak sengaja berkenalan dengan seseorang dari Ruang Rupa Jakarta yaitu mas Ardi. Selidik punya selidik, ternyata Mas Ardi ini adalah salah satu tim penyusun dari buku Stiker Kota, buku mengenai fenomena stiker urban di Indonesia, yang sudah 2 tahun saya buru.
Tak disangka, kesempatan itu datang. Materi pdf segera dikirimkan oleh Mas Ardi. dan saya pun terpukau melihat koleksi stiker yang ditampilkan di buku yang tebalnya 300 halaman ini. Begitu beragam dan banyak stiker-stiker lawas didalamnya. Narasi yang diungkapkan pun secara komprehensif dapat ditangkap oleh pembaca yang ingin mengetahui sebagaimana besar perkembangan seni stiker kota ini. Tampilan warna-warni buku ini menambah daya pikat visual. Foto-foto dokumentasi dalam format hitam putih menambah kesan perburuan jurnalistik tanpa henti akan fenomena urban yang semakin lama semakin menjamur.
Sampul Buku Stiker Kota
Fenomena stiker di Indonesia yang meresap sampai ke area privasi
masyarakat memang menjadi obyek yang unik untuk diangkat. Stiker tidak
pernah mengenal batasan. Stiker itu egaliter. Seni dan budaya visual
yang kecil ini kerap diabaikan keberadaannya sebagai sebuah karya yang
sebenarnya adalah saksi zaman itu sendiri. Bagaimana stiker-stiker
politik mencerminkan pandangan politik pada zamannya, stiker sepakbola
yang tentunya hanya relevan dengan masa keemasan sebuah klub dimana klub
itu eksis, dan masih banyak contoh lainnya. Belum lagi dengan suguhan
stiker aneka ragam tak berkategori yang niscaya akan membawa Anda
menjelajah ruang dan waktu ketika mambaca dan melihat buku ini.